Jumlah Korban Tewas Gempa di Myanmar dan Thailand Diprediksi Terus Meningkat, Pencarian Makin Intensif

Aditya Pratama
Pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi dahsyat bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar makin instensif. (Foto: AP)

BANGKOK, iNews.id - Pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi dahsyat bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar makin instensif. Diperkirakan korban tewas akibat gempa tersebut mencapai 2.000 orang.

Melansir Reuters, sejumlah korban selamat berhasil dikeluarkan dari reruntuhan gedung pencakar langit di Myanmar. Selain itu, tanda-tanda kehidupan terdeteksi di reruntuhan gedung pencakar langit di Bangkok pada, Senin (31/3/2025) saat upaya pencarian korban yang terjebak tiga hari setelah gempa semakin intensif.

Tim penyelamat menyelamatkan empat orang, termasuk seorang wanita hamil dan seorang gadis, dari reruntuhan bangunan di Mandalay, Myanmar, yang dekat dengan episentrum gempa, menurut laporan kantor berita Xinhua.

Perang saudara di negara Asia Tenggara itu, tempat junta militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 2021, mempersulit upaya untuk menjangkau mereka yang terluka dan kehilangan tempat tinggal akibat gempa terbesar di Myanmar dalam satu abad.

"Akses ke semua korban merupakan masalah mengingat situasi konflik. Ada banyak masalah keamanan untuk mengakses beberapa area di garis depan khususnya," ucap perwakilan tetap Komite Palang Merah Internasional di Myanmar, Arnaud de Baecque dikutip, Senin (31/3/2025).

Satu kelompok pemberontak mengatakan, militer yang berkuasa di Myanmar masih melakukan serangan udara di desa-desa setelah gempa. 

Di ibu kota Thailand, Bangkok, tim penyelamat mengeluarkan satu jenazah lagi dari reruntuhan gedung pencakar langit yang sedang dibangun yang runtuh akibat gempa, sehingga jumlah korban tewas akibat runtuhnya gedung menjadi 12, dengan total 19 orang tewas di seluruh Thailand dan 75 orang masih hilang di lokasi pembangunan.

Mesin pemindai dan anjing pelacak dikerahkan di lokasi. Wakil Gubernur Bangkok Tavida Kamolvej mengatakan, tim penyelamat segera mencari cara untuk mengakses area tempat tanda-tanda kehidupan telah terdeteksi, tiga hari setelah gempa.

"Peluang realistis untuk bertahan hidup berkurang setelah 72 jam. Kita harus mempercepat, kita tidak akan berhenti bahkan setelah 72 jam," ucap Kamolvej.

Di Myanmar, media pemerintah mengatakan sedikitnya 1.700 orang telah dipastikan meninggal hingga Minggu. Pemerintah militer telah mengumumkan masa berkabung selama seminggu sejak Senin. Menurut laporan The Wall Street Journal, mengutip data junta militer, korban tewas akibat gempa di Myanmar telah mencapai 2.028 orang.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Internasional
15 jam lalu

Thailand-Kamboja Teken Deklarasi Damai di Hadapan Trump dan Anwar Ibrahim

Nasional
20 jam lalu

Prabowo Puji Peran AS Bantu Mediasi Konflik Thailand-Kamboja di KTT ASEAN

Nasional
1 hari lalu

KTT ASEAN, Prabowo Sampaikan Belasungkawa atas Wafatnya Ibu Suri Thailand

Internasional
2 hari lalu

Jenazah Ibu Suri Sirikit Akan Disemayamkan di Istana Agung Thailand

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal