Dilansir Reuters, setidaknya ada lebih dari 20 laporan kekerasan yang dialami jurnalis di beberapa titik demonstrasi di Amerika Serikat. Kasusnya beragam mulai dari kekerasan verbal, perampasan properti liputan sampai tertembak peluru karet.
Sabtu (30/5/2020) malam kemarin, jurnalis Reuters, Julio-Cesar Chavez dan penasihat keamanan Reuters, Rodney Seward, harus mendapat perawatan setelah terkena peluru karet polisi. Insiden serupa dialami jurnalis televisi local Kentucky Wave News, Kaitlin Rust, menjadi sasaran tembak gas air mata saat meliput bentrokan.
Penyerangan terhadap jurnalis yang tengah bertugas dikecam keras oleh Direktur Eksekutif Komite Kebebasan Pers Amerika Serikat, Bruce Brown. Menurutnya, tindakan represif aparat terhadap jurnalis melanggar konstitusi Amerika Serikat yang menjamin kebebasan mendapatkan informasi.
"Ini menjadi tempat yang sangat menakutkan dan bukan tempat dimana jurnalis pernah merasakan (kebebasan) sejak 1968 di negara ini," kata Brown.
"Sejumlah serangan yang diarahkan ke wartawan dalam menjalankan tugasnya meliput protes di penjuru negeri ini selama dua malam terakhir jelas mencederai Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat," ujarnya.