CHICAGO, iNews.id – Pagi itu, Senin (13/11/2023) waktu AS, ratusan aktivis perdamaian Yahudi dan mitra-mitra mereka berkumpul di stasiun kereta api utama di pusat Kota Chicago. Mereka memblokir pintu masuk ke Konsulat Israel dan menuntut dukungan AS untuk gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Orang-orang Yahudi bersama para sekutu mereka di wilayah barat tengah AS (atau juga dikenal dengan kawasan Midwest) rela menempuh perjalanan jauh ke Chicago, Illinois, untuk menghadiri demonstrasi tersebut. Sebagian dari mereka datang dari berbagai negara bagian lain seperti Iowa, Missouri, Minnesota, Michigan, Indiana, dan Wisconsin. Tak sedikit pula yang berasal dari Illinois sendiri.
Konsulat Israel di Chicago berada di gedung yang terhubung ke Pusat Transportasi Ogilvie, sebuah stasiun kereta api komuter utama di kota itu.
Aksi protes hari itu dipimpin oleh sejumlah komunitas, yaitu Jewish Voice for Peace, IfNotNow, dan Never Again Action cabang Chicago. Salah satu demonstran, Ben Lorber mengatakan, lebih dari 100 pengunjuk rasa yang memblokir eskalator menuju konsulat ditangkap karena pelanggaran ringan dan dikawal keluar dari gedung.
Polisi Chicago belum memberikan informasi mengenai jumlah dan alasan penangkapan demonstran Yahudi itu, serta berapa banyak pengunjuk rasa yang ikut serta.
Pada 27 Oktober lalu, para aktivis Jewish Voice for Peace juga melakukan aksi serupa di Stasiun Pusat Kota New York. Kala itu, lautan pengunjuk rasa memenuhi ruang utama stasiun kereta itu pada jam sibuk malam hari. Mereka meneriakkan slogan-slogan dan membentangkan spanduk menuntut gencatan senjata, tatkala Israel makin intensif membombardir Jalur Gaza. Setidaknya 200 demonstran ditahan oleh petugas polisi New York pada waktu itu.
Unjuk rasa di Chicago kali ini terbilang unik daripada demonstrasi sebelumnya. Sebab, komunitas Yahudi progresif yang berada di kawasan Midwest jauh lebih kecil dan terpisah oleh jarak dari daerah-daerah lainnya di Amerika.