Virus diketahui bermutasi setiap saat, namun hanya beberapa yang mampu menyebar, kebal dari vaksin, atau menyebabkan penyakit parah.
Salah satu sub-varian Omicron yang berbahaya adalah BA.2 yang saat ini mewakili hampir 94 persen dari semua kasus serta lebih menular daripada saudara kandungnya. Namun bukti sejauh ini menunjukkan sub-varian ini tidak menyebabkan penyakit parah.
Hingga pada Juli 2022, WHO kembali menegaskan Covid-19 tetap berstatus darurat global setelah memasuki hampir 2,5 tahun sejak pertama kali diumumkan. Kasus infeksi virus corona di dunia melonjak signifikan dalam beberapa pekan terakhir saat itu.
Komite Darurat WHO, terdiri atas para ahli independen, menyatakan selain lonjakan kasus infeksi, virus corona masih terus berevolusi. Selain itu adanya tekanan pada layanan kesehatan di sejumlah negara mengindikasikan situasi Covid-19 masih darurat.
Di sisi lain, kata Komite, meningkatnya herd immunity yang umumnya dipicu vaksinasi, berbuah pada menurunnya kasus rawat inap dan kematian.
Namun pada September, 2022 Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut akhir pandemi Covid-19 sudah berada di depan mata. Dunia saat ini berada dalam posisi terbaik untuk mengalahkan virus corona.
Dia pun mendesak negara-negara di dunia untuk terlibat aktif terus memerangi virus yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, China, pada akhir 2019 tersebut.