Sampai saat ini, Eropa menjadi benua dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi yaitu 242.779.079 kasus. Sedangkan Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia yaitu 102.477.929 orang.
Pada awal April 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengungkapkan, hasil penelitian para pakar menjelaskan, vaksin Covid-19 yang ada saat ini tidak cocok untuk melawan subvarian virus corona Omicron, BA.2.
Namun FDA menegaskan, suntikan booster mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai dampak serius dari varian Covid-19, dibandingkan hanya mendapat dua dosis awal.
Sementara itu, WHO menemukan, belasan kasus Covid-19 melibatkan dua sub-varian baru dari Omicron. Para ahli sedang mendalami apakah dua sub-varian tersebut, yakni BA.4 dan BA.5, lebih menular serta berbahaya atau tidak.
Dua sub-varian itu menambah daftar dari sebelumnya yang terlacak yakni BA.1 dan BA.2 yang kini menjadi dominan secara global, di samping BA.1.1 dan BA.3.
Menurut WHO, tim mulai melacak sub-varian tersebut yang telah bermutasi. Belasan kasus BA.4 dan BA.5 yang dilaporkan ke database GISAID global belum lama ini. Badan Keamanan Kesehatan Inggris pada pekan lalu mengungkap, BA.4 ditemukan di Afrika Selatan, Denmark, Botswana, Skotlandia, dan Inggris sejak 10 Januari hingga 30 Maret.
Sementara semua kasus BA.5 yang terdeteksi pekan lalu berada di Afrika Selatan. Namun pada Senin, Kementerian Kesehatan Botswana mengonfirmasi empat kasus BA.4 dan BA.5. Pasien berusia antara 30 hingga 50 tahun yang sudah mendapatkan vaksin penuh. Mereka mengalami gejala ringan.