Senada dengan sang raja, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi juga menegaskan, negaranya akan melindungi wilayah udaranya, terlepas dari mana serangan itu berasal.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, ke mana Yordania tatkala Israel melancarkan serangan drone ke Iran Jumat kemarin? Apakah drone-drone zionis itu juga sempat melintasi langit Yordania saat menuju Iran? Jika ternyata benar maka klaim “menjaga kedaulatan” yang disampaikan Raja Abdullah beberapa waktu lalu layak untuk diragukan.
Dengan mengamati peta kawasan Timur Tengah, tampak bahwa Iran dan Israel dipisahkan oleh beberapa negara lain, yaitu Irak, Suriah, Arab Saudi, dan Yordania. Jika Teheran melakukan serangan udara terhadap Tel Aviv atau sebaliknya, jarak paling dekat mesti melalui Yordania. Namun, dalam kasus serangan drone Israel kemarin, pihak zionis bisa saja menggunakan rute yang lebih jauh tanpa melewati Yordania, yakni via Suriah atau Arab Saudi.
Dilansir dari laman Time of Israel, Kamis (18/4/2024), Yordania memang disebut telah meminta agar Tel Aviv tidak menggunakan wilayah udaranya jika ingin membalas serangan Iran. Permintaan itu disampaikan langsung oleh Raja Abdullah kepada Presiden AS Joe Biden saat keduanya berbincang lewat telepon pada akhir pekan lalu, menurut sejumlah sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Meski kecil kemungkinannya Yordania benar-benar akan menembak jatuh pesawat tak berawak, rudal, ataupun pesawat Israel yang memasuki wilayah udaranya, ada semacam kegelisahan dari Amman. Mereka khawatir jika membiarkan serangan semacam itu terus dilakukan oleh Israel—terutama setelah membantu menggagalkan serangan Iran—maka Yordania akan terkena pembalasan dari Teheran. Apalagi, Iran juga telah mengancam Yordania, bahwa negara tetangga Arab Saudi itu akan terkena serangan berikutnya jika ikut-ikutan melawan Teheran.
Di luar itu semua, insiden serangan udara Israel ke Iran kemarin sampai kini masih menyisakan banyak pertanyaan.