Perwakilan organisasi hak asasi Fortify Rights, John Quinley, mengatakan pagar kawat berduri juga menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan layanan vital di kamp-kamp itu. Pihaknya telah lama meminta otoritas setempat untuk membongkar penghalang tersebut.
“Sekarang malah terjadi kebakaran besar di sana, termasuk kebakaran besar pada Januari lalu. Pihak berwenang harus melakukan penyelidikan atas penyebab kebakaran tersebut,” ujar Quinley.
Sebagian besar kelompok Rohingya di kamp-kamp itu melarikan diri dari Myanmar pada 2017, di tengah serangan brutal oleh pimpinan militer negara itu terhadap kaum minoritas yang menurut para penyelidik PBB memiliki unsur genosida.