Mereka mengidentifikasi ada 180 pelanggaran terhadap petugas kesehatan di Tepi Barat sejak 7 Oktober lalu.
“Bulan Sabit Merah Palestina mengecam keras pelanggaran yang dilakukan, bukan hanya karena merendahkan martabat petugas medis, tapi juga menunda penanganan darurat korban luka, sehingga membahayakan nyawa mereka,” bunyi pernyataan Bulan Sabit Merah.
Seakan tak mau terus dicemooh dan dihujat, Israel kembali membuat pernyataan terbaru. Disebutkan mereka baru menemukan satu jenazah sandera kedua yang ditahan oleh Hamas di dekat Rumah Sakit Al Shifa Gaza. Dia adalah Noa Marciano, seorang tentara muda berusia 19 tahun yang pemakamannya dilakukan Jumat ini. Itu pun mendapat cemooh karena penemuan jenazahnya dilaporkan di dekat rumah sakit, bukan di dalamnya.
Artinya klaim bahwa di dalam rumah sakit adalah markas juga dimentahkan.
Pembelajaran apa yang kita petik dari situasi RS Al Shifa ini? Pertama, sekecil apa pun konflik tidak boleh dibiarkan menjadi besar. Kedua, kedamaian umat manusia adalah cita-cita semua orang, semua keluarga, semua bangsa, dan seluruh umat manusia di muka bumi ini. Ketiga, jangan jadikan perbedaan etnis, suku, ras agama, tingkat kesejahteraan, menjadi dikotomi dan sekat batasan dalam hubungan. Rukun dan guyub itu sumber kebahagiaan.
Keempat, kasus Hamas-Israel kita jadikan bahan renungan, bahwa kalau ada konflik, maka jangankan hidup normal, bernapas pun menjadi sulit.
Ayo, kita jaga kedamaian dan persaudaraan masyarakat Indonesia. Mari kita berdoa bagi kedamaian seluruh umat manusia.