Meskipun dilaporkan bahwa tidak ada kekurangan yang kentara di pasar tujuan utama opium Afghanistan seperti Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan hingga awal tahun ini, hal tersebut dapat berubah jika panen di masa depan tetap kecil, tambahnya.
“Permintaan terhadap layanan pengobatan opiat (menggunakan bahan baku opium), termasuk metadon, buprenorfin, dan pengobatan morfin pelepasan lambat, mungkin meningkat. Namun jika layanan ini tidak mencukupi, pengguna heroin dapat beralih ke opioid lain,” kata laporan tersebut.
“Peralihan seperti itu dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan dan menyebabkan peningkatan overdosis, terutama jika opioid alternatif mengandung zat yang sangat kuat seperti analog fentanil atau nitazene yang telah muncul di beberapa negara Eropa dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap UNODC lagi.
Kepala Riset UNODC, Angela Me mengatakan, kematian akibat overdosis nitazene, sejenis opioid sintetik yang lebih kuat daripada fentanil, telah dilaporkan di Irlandia, Inggris, Estonia, dan Latvia.
Biasanya pengguna heroin akan membeli apa yang mereka anggap sebagai heroin. Akan tetapi, heroin tersebut telah digantikan dengan nitazene yang jauh lebih murah dan lebih manjur. “Obat tersebut kemudian terdeteksi ketika tes dilakukan setelah kematian akibat overdosis,” ujar Me.
Laporan tersebut juga menyebutkan, pasokan kokain mencapai rekor tertinggi pada 2022, tahun terakhir data yang terkait dengan jenis narkotika itu tersedia. Meskipun konsumsi di Amerika Serikat tampak menurun, pengujian air limbah menunjukkan konsumsinya meningkat di Eropa