Mereka membawa bayi ajaib itu untuk dirawat di kota terdekat Afrin. Sementara anggota keluarga juga membersihkan jenazah ayah sang bayi bernama Abdullah, ibunya Afraa, empat saudara kandung dan seorang bibi.
Keluarga membaringkan jenazah mereka di lantai rumah kerabat yang berdekatan menjelang pemakaman yang diadakan pada Selasa.
Suwadi menatap para kerabatnya yang sudah tidak bernyawa. Dia mencatat nama-nama mereka.
"Kami mengungsi dari Deir Ezzor. Abdullah sepupu saya, saya menikah dengan saudara perempuannya," katanya.
Bayi perempuan yang selamat tersebut lalu diperiksa di sebuah klinik di kota Afrin, Suriah oleh Dokter Hani Maaruf. Dia ditempatkan dalam inkubator dan dihubungkan ke infus. Tubuhnya terluka dan perban melilit tangan kirinya.
Saat dokter anak Hani Maarouf memantau bagian vitalnya, dahi dan jari-jarin bayi itu masih membiru karena kedinginan. Kabar baiknya, kondisi sang bayi sudah stabil.
"Dia sekarang stabil," kata Maarouf.
Maarouf mengatakan, bayi itu tiba di rumah sakit dalam kondisi buruk. Ada beberapa memar dan luka di sekujur tubuhnya.
"Dia juga datang dengan hipotermia karena cuaca yang sangat dingin. Kami harus menghangatkannya dan memberikan kalsium."