"Ini benar-benar seperti kita menghadapi masalah di hampir setiap situasi," katanya.
"Kami menerima sejumlah kritik dari masyarakat bahwa kami seharusnya pindah ke Jerman daripada membuat masalah di Jepang," kata pasangnya, si peremuan Jerman.
Namun pada akhirnya, mereka memutuskan bahwa membela apa yang mereka yakini lebih penting.
"Pernikahan harus hanya dengan persetujuan bersama dari kedua jenis kelamin," demikian isi konstitusi Jepang.
Dan pihak berwenang selalu membaca ini sebagai 'tanda' untuk tidak mengizinkan pernikahan sesama jenis.
Namun, pengacara untuk ke-13 pasangan itu berpendapat teks konstitusi dimaksudkan untuk mencegah pernikahan paksa, dan tidak ada di dalamnya yang secara eksplisit melarang pernikahan gay.