Kisah Pilot Asing di Maskapai China yang Kehilangan Penghasilan akibat Virus Korona

Anton Suhartono
China Southern Airlines merumahkan pilot asing terkait wabah virus korona (Foto: AFP)

Pilot asing biasanya mendapat bayaran lebih dibandingkan penerbang lokal namun berstatus kontrak. Artinya secara pendapatan mereka lebih terpukul.

"Kami mendapati para pilot kembali ke Australia pada Januari dan Februari karena mengundurkan diri dan mencari pekerjaan baru," kata Kirsty Ferguson, kepala perusahaan agen jasa pilot yang berbasis di Sydney, Pinstripe Solutions.

Perusahaan ini mengirim banyak pilot ke China saat bisnis penerbangan di China tumbuh. Jumlah pilot asing yang terbang dengan maskapai penerbangan China naik dua kali lipat menjadi lebih dari 1.500 orang antara 2010 hingga 2019.

China sebenarnya membutuhkan 124.000 pilot lagi dalam 20 tahun ke depan, didorong oleh meningkatnya jumlah warga kelas menengah yang memicu bertambahnya permintaan untuk perjalanan udara.

Namun wabah virus korona tampaknya akan mengubah kondisi ini. Para pilot asing mengatakan cuti tanpa bayaran membuat mereka enggan kembali lagi meskipun kondisi pulih.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
4 jam lalu

Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?

Internasional
14 jam lalu

Wow, Rusia Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan

Internasional
24 jam lalu

Trump Sebut Libur Natalnya Terganggu Konflik Ukraina

Internasional
1 hari lalu

China Temukan Harta Karun, Klaim Cadangan Emas Bawah Laut Terbesar di Asia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal