JAKARTA, iNews.id - Kisah Suku Apatani yang menyumbat lubang hidung karena terlalu cantik mungkin terdengar aneh. Setiap perempuan umumnya ingin tampil cantik, namun hal ini mungkin tidak berlaku bagi masyarakat Suku Apatani.
Suku Apatani mendiami dataran tinggi Apatani, Negara Bagian Arunachal Pradesh, India. Mereka menganut kepercayaan animistik yang disebut Donyi Polo. Donyi berarti matahari dan Polo berarti bulan dianggap kekuatan saling berlawanan, namun saling melengkapi.
Di Arunachal Pradesh, Donyi-Polo merupakan kepercayaan umum yang juga dianut suku Sino-Tibet.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat Suku Apatani bercocok tanam dan menangkap ikan.
Perempuan Suku Apatani disebut-sebut memiliki paras cantik. Akan tetapi kecantikan ini justru membawa masalah. Di masa lalu, perempuan-perempuan Suku Apatani sering diculik oleh suku tetangga untuk dijadikan istri.
Untuk mencegah hal itu, para tetua meminta setiap perempuan Suku Apatani untuk menyumbat lubang hidung serta menato wajah mereka. Tujuannya agar mereka tidak terlihat menarik sehingga terhindar dari penculikan.
Lambat laun, setelah penculikan tak lagi terjadi, kebiasaan tersebut menjadi tradisi dan identitas para perempuan Suku Apatani. Sejak usia dini, anak-anak perempuan disumbat hidung dan ditato wajahnya dengan motif garis lurus dari ujung dahi ke hidung, serta garis di bawah bibir hingga ujung dagu.
Penyumbat hidung yang digunakan Suku Apatani disebut dengan Tippei. Meskipun ukurannya lebih besar dari hidung, Tippei mampu menyumbat lubang hidung dan membuat alat indera penciuman itu menjadi lebih besar.