Melalui sebuah pernyataan yang dikutip harian National Post pada Juni 2017, Constand menjelaskan bagaimana Cosby, yang dia pandang sebagai mentor, mencekokinya dengan sejumlah pil yang membuatnya "beku" dan tidak berdaya untuk menghentikan serangan Cosby.
"Setelah penyerangan, saya tidak bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi tapi rasa sakitnya begitu besar. Rasa malunya luar biasa. Meragukan diri sendiri dan merasa bingung membuat saya tidak bisa bercerita ke keluarga atau teman seperti yang biasa saya lakukan. Saya merasa betul-betul sendiri, tidak bisa percaya ke orang lain, termasuk ke diri saya sendiri."
Constand menyatakan dirinya berhenti makan, tidur, dan bersosialisasi. Lantaran terus-menerus disiksa oleh mimpi buruk, dia akhirnya bercerita ke ibunya mengenai apa yang dia alami.
"Bill Cosby merenggut jiwa saya yang belia, sehat, cantik, dan menghancurkannya. Dia merampas kesehatan dan kebugaran saya, sikap terbuka saya, dan kepercayaan saya terhadap diri sendiri dan orang lain," ujarnya.
"Alih-alih menengok ke belakang, saya kini menantikan untuk bisa menatap ke depan. Saya ingin ke tempat di mana saya menjadi pribadi yang seharusnya mendapat kesempatan kedua."