“Kami mendukung kegiatan AUKUS Pilar 2 dan kami menyambut baik bahwa para anggota mempertimbangkan Korea sebagai mitra AUKUS Pilar 2,” ujarnya.
Korea Selatan memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat dan industri pertahanan terkemuka dunia. Negara Asia itu telah lama digadang-gadang bakal menjadi mitra potensial Pilar 2 AUKUS bersama dengan Kanada, Selandia Baru, dan Jepang.
Kurang dari sebulan yang lalu, para mitra AUKUS mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Jepang pada proyek-proyek pertahanan spesifik Pilar 2. Mereka berencana mengadakan pembicaraan mengenai keterlibatan Jepang dalam aliansi tersebut pada tahun ini.
“Korea adalah negara dengan teknologi yang sangat mengesankan dan kami memiliki nilai-nilai yang sama,” kata Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles.
“Seiring dengan berkembangnya Pilar 2 AUKUS, akan ada peluang di masa depan, dan kami melihat hal tersebut juga berlaku dalam kaitannya dengan Jepang,” ucapnya.
China menentang keras kehadiran pakta tersebut. Pada bulan ini, Beijing menyatakan bahwa penambahan anggota baru AUKUS hanya akan mengganggu stabilitas kawasan Asia Pasifik.
Perluasan pakta tersebut menghadapi hambatan pembatasan ketat dari AS dalam hal berbagi teknologi, yang dikhawatirkan oleh Australia dan Inggris dapat menghambat kesepakatan jika anggota baru ditambahkan terlalu cepat. Pada Selasa (30/4/2024), Departemen Luar Negeri AS mengumumkan rencana untuk melonggarkan pembatasan tersebut dan mempermudah pengiriman peralatan militer dan teknologi sensitif ke Inggris dan Australia.