“Militer kami akan mengambil tindakan yang menunjukkan kemampuan dan kemauan kami yang kuat,” kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Korea Selatan, Lee Sung Jun, pada konferensi pers hari ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Militer Korsel mengatakan, sekitar 20 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35, melakukan latihan serangan di wilayah udara selatan zona larangan terbang di sepanjang perbatasan antar-Korea.
Menurut Jepang, pemberitahuan Korut tersebut mencakup peringatan navigasi untuk wilayah di Laut Kuning dan sebelah timur Pulau Luzon di Filipina, tempat roket pembawa satelit akan diluncurkan.
Korea Utara meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya pada November lalu. Pyongyang akhirnya berhasil menempatkannya di orbit setelah dua upaya sebelumnya gagal pada 2023.
Korut mengklaim satelitnya itu telah mengambil foto-foto pemantauan terhadap Gedung Putih AS, Pentagon (Departemen Pertahanan AS), dan instalasi militer Korea Selatan. Akan tetapi, Pyongyang belum memublikasikan gambar-gambar tersebut sampai kini.
Korut telah berjanji untuk meluncurkan tiga satelit mata-mata lagi tahun ini. Mereka menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang peluncuran satelit. Pyongyang menegaskan, resolusi itu melanggar hak kedaulatan negaranya untuk membela diri dan melakukan eksplorasi ruang angkasa.
Tahun lalu, para pemimpin Korea Utara dan Rusia bertemu di fasilitas peluncuran luar angkasa di Timur Jauh Rusia. Pada waktu itu, Presiden Vladimir Putin berjanji bahwa Moskow akan membantu Pyongyang membangun satelitnya.