"Ini tidak bisa dimaafkan," katanya.
Jepang telah menyampaikan protes melalui kedutaan Korut di Beijing.
Sementara itu, Komando Indo-Pasifik AS dalam sebuah pernyataan sebelum peluncuran mengatakan, pihaknya mengetahui peluncuran tersebut dan berkonsultasi dengan sekutu.
AS pun menegaskan kembali komitmennya untuk pertahanan Korsel dan Jepang.
“Meskipun kami telah menilai bahwa peristiwa ini tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS, atau sekutu kami, peluncuran rudal tersebut menyoroti dampak destabilisasi dari Senjata Pemusnah Massal dan program rudal balistik DPRK yang melanggar hukum,” kata mereka.
Peluncuran itu dilakukan setelah kedatangan kapal induk Amerika bertenaga nuklir USS Ronald Reagan di Korsel. Kedatangannya untuk berpartisipasi dalam latihan bersama dengan pasukan Korsel dan menjelang rencana kunjungan Harris ke Seoul minggu ini.
Ini juga merupakan kali pertama Korut melakukan peluncuran seperti itu setelah sebelumnya menembakkan delapan rudal balistik jarak pendek dalam satu hari di awal Juni. Aksi Korut itu membuat AS menyerukan sanksi lebih banyak karena melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.