Foto kejadian tersebut kemudian diunggah ke Twitter oleh rekannya di DMI, Rasmus Tonboe, yang menyatakan "pelelehan secara cepat" telah berlangsung.
Karena lautan es terlihat utuh tanpa retakan, foto itu memberikan kesan bahwa anjing-anjing penarik kereta luncur sedang berjalan di atas air, kata Martin Stendel, selaku peneliti senior pada institut tersebut, kepada BBC.
Pada hari itu, Greenland diperkirakan kehilangan bobot yang setara dengan 2 miliar ton es. Suhu, menurut Pusat Perkiraaan Cuaca Jarak Menengah Eropa, mencapai kenaikan sebanyak 22 derajat Celsius di atas suhu normal pada hari sebelumnya.
Di Desa Qaanaaq, misalnya, suhu tercatat mencapai 17,3 derajat Celsius. Sejak saat itu, foto yang diabadikan Olsen dibagikan khalayak luas di media sosial sehingga memicu kekhawatiran mengenai skala pelelehan es dan penyebabnya.
Lempengan es di Greenland setiap tahun meleleh seiring musim, biasanya dari Juni hingga Agustus. Saat musim panas tiba—umumnya pada Juli—pencairan mencapai puncaknya. Akan tetapi tahun ini pelelehan muncul lebih awal, kata para peneliti iklim.