Polisi juga menghancurkan barikade kayu lapis, palet, pagar besi, dan tempat sampah yang dijadikan benteng di sebuah perkemahan demonstran. Setelah itu, aparat merobohkan kanopi dan tenda-tenda di sana.
Seperti di UCLA, tenda-tenda pengunjuk rasa pro-Palestina juga menyebar ke kampus-kampus lain di seluruh AS. Televisi Pemerintah Iran menayangkan tayangan langsung aksi polisi di UCLA, begitu pula jaringan satelit asal Qatar, Aljazirah.
Pemandangan langsung dari Los Angeles juga disiarkan di jaringan televisi Israel. Pemerintah Israel sendiri mencap aksi protes tersebut sebagai antisemitisme. Sementara para kritikus Israel mengatakan bahwa mereka menggunakan tuduhan tersebut untuk membungkam oposisi.
Meskipun beberapa pengunjuk rasa tertangkap kamera melontarkan pernyataan antisemit atau ancaman kekerasan, pihak penyelenggara aksi demonstrasi membantah tuduhan Israel itu. Bahkan, beberapa di antara penyelenggara demo itu notabene adalah orang Yahudi. Mereka menegaskan, demonstrasi yang mereka lakukan selama berhari-hari tersebut adalah gerakan damai yang tujuannya untuk membela hak-hak Palestina dan memprotes perang di Gaza.
Semenara Presiden AS Joe Biden pada Kamis membela hak mahasiswa untuk melakukan aksi protes secara damai. Akan tetapi, dia mengecam kekacauan yang terjadi beberapa hari terakhir.