BEIRUT, iNews.id - Ledakan dahsyat yang mengguncang pelabuhan Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus lalu menghancurkan setidaknya 8.000 bangunan. Badan PBB High Relief Comission (HRC) menyatakan, fasilitas yang hancur termasuk 50 bangunan kuno.
Sekretaris Jenderal HRC Mohammed Khair, dikutip dari Anadolu, Rabu (12/8/2020), mengatakan, perhitungan nilai kerusakan akibat ledakan akan dirilis segera. Skala kerusakan di setiap dawrah berbeda-beda.
Selain menghitung kerusakan, HRC juga fokus menyalurkan bantuan dan penanggulangan bencana.
Ledakan dahsyat yang menghasilkan gempa bermagnitudo 3,3 itu diduga kuat disebabkan 2.750 ton amonium nitrat yang ditaruh di gudang pelabuhan.
Korban tewas mencapai 160 orang dan yang mengalami luka mencapai lebih dari 6.000 orang. Sebanyak 300.000 warga kehilangan tempat tinggal.