Taiwan pun merespon tindakan China dengan meningkatkan armada jet tempur F-16 dan memesan 66 pesawat lagi dari AS. Taipei juga membeli berbagai persenjataan lain hingga memperpanjang masa wajib militer untuk semua pria dari empat bulan menjadi satu tahun.
Bersamaan dengan langkah tersebut, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah mendorong revitalisasi industri pertahanan dalam negeri, termasuk memproduksi kapal selam bertenaga konvensional.
Sementara itu, hubungan antara Beijing dan Washington, sekutu utama dan sumber persenjataan pertahanan Taipei, telah meningkat karena tindakan China terhadap Taiwan.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken bahkan membatalkan kunjungan ke Beijing bulan lalu setelah AS menembak jatuh balon mata-mata China yang dicurigai di lepas pantai timur AS.