DEN HAAG, iNews.id – Mantan Direktur Jenderal Badan Intelijen dan Keamanan Belanda (AIVD), Dick Schoof, mengaku telah diminta menjadi perdana menteri Belanda berikutnya, menggantikan Mark Rutte. Hal itu terungkap lewat laporan The NL Times.
Media negeri kincir angin itu melaporkan, pemerintahan koalisi Belanda yang baru berencana mencalonkan Schoof sebagai perdana menteri Belanda berikutnya. Koalisi tersebut mencakup Partai Kebebasan (PVV), Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), Partai Kontrak Sosial Baru (NSC), dan Partai Gerakan Warga Petani (BBB).
Laporan itu menyebutkan, Schoof yang kini berusia 67 tahun kemungkinan akan menjabat mulai 26 Juni nanti. Mantan bos intelijen Belanda itu mengatakan, dia berencana untuk menjadi pemimpin bagi seluruh negeri dan tetap “tidak memiliki partai” saat menjabat.
Dalam tradisi politik Belanda, perdana menteri biasanya dipilih sebagai anggota partai terbesar dalam koalisi—yang saat ini adalah PVV yang dipimpin politikus ekstremis Geert Wilders. Akan tetapi, Schoof mengatakan dia tidak akan terseret ke dalam sikap ekstremis jika kelak menjadi PM Belanda.
“Bagi saya, ini adalah momen yang sangat menegangkan. Saya tidak pernah menyangka akan diminta; berdiri di sini adalah suatu kehormatan,” ungkap Schoof kepada wartawan di Den Haag, Selasa (28/5/2024), seperti dikutip The NL Times.