Di belahan lain negeri Paman Sam, polisi New York menangkap ratusan demonstran pro Palestina yang bersembunyi di sebuah gedung di Universitas Columbia. Aparat pun membubarkan paksa perkemahan yang didirikan para pendemo pada Selasa (30/4/2024) malam waktu setempat.
Wali Kota New York Eric Adams mengatakan, ada sekitar 300 orang yang telah ditangkap di Universitas Columbia. Dia pun menuding adanya para penghasut dari luar yang memprovokasi aksi protes di salah satu kampus paling elite di AS itu. Akan tetapi, dia tidak memberikan bukti nyata atas tuduhannya tersebut.
Demonstrasi mahasiswa telah menjalar ke puluhan perguruan tinggi di seluruh Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. Para pendemo menyerukan penolakan terhadap perang yang dilancarkan Israel di Gaza. Polisi pun telah dipanggil oleh pihak kampus untuk memadamkan aksi unjuk rasa itu.
Gelombang protes mahasiswa di Amerika Serikat kini juga diwarnai dengan nuansa politis menjelang Pilpres AS 2024 yang akan digelar pada November nanti. Partai Republik menuduh beberapa pengelola universitas menutup mata terhadap narasi dan pelecehan antisemit (baca: anti-Yahudi) yang menurut mereka telah menyeruak di kampus-kampus.
Beberapa mahasiswa di AS yang terlibat aksi mendukung Palestina kini telah diskors oleh pihak universitas. Namun, sanksi tersebut tak menyurutkan semangat mereka untuk menyuarakan perlawanan atas dukungan militer, keuangan, dan diplomatik AS terhadap operasi Israel di Jalur Gaza—yang telah menyebabkan kematian lebih dari 35.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 77.000 orang lainnya.