HONG KONG, iNews.id – Melonjaknya perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam tempo singkat, akhir-akhir ini, juga menuai sorotan dari media asing. Disebutkan bahwa dugaan penggelembungan suara partai yang diketuai putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, itu semakin menguatkan penilaian kualitas pemilu terburuk pascareformasi.
BNN Breaking menulis judul “Indonesia's Election Drama: PSI's Vote Surge Sparks Inquiry Calls Amid Fraud Claims” (Drama Pemilu Indonesia: Lonjakan Suara PSI Picu Desakan Penyelidikan di Tengah Tuduhan Kecurangan) untuk satu beritanya pada Senin (4/3/2024). Media daring yang berpusat di Hong Kong mengungkapkan, kontroversi seputar lonjakan perolehan suara PSI dan kemungkinan penggunaan hak angket oleh DPR menunjukkan betapa rumitnya proses pemilu di Indonesia.
“Dengan lebih dari 70 juta suara masih belum dihitung dan ambang batas parlemen dipertaruhkan, perselisihan ini tidak hanya mencerminkan sifat kompetitif politik Indonesia namun juga tantangan dalam memastikan pemilu yang transparan dan adil,” tulis media tu.
Ramainya seruan untuk penyelidikan terhadap lonjakan perolehan suara PSI, di tengah dugaan adanya penyimpangan, mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas terhadap integritas pemilu di Indonesia. “Saat negara ini menunggu penghitungan akhir, kontroversi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dalam menjaga proses demokrasi,” kata laporan itu lagi.
Sementara BenarNews, media online yang berafiliasi dengan Radio Free Asia (RFA) yang berbasis di Washington DC, AS, pada Senin (4/3/2024) mengangkat berita dengan tajuk “Mid-count Surge in Votes for Indonesian President’s Son’s Party Raises Fraud Suspicions”. Secara bebas, judul warta tersebut bisa diterjemahkan dengan “Lonjakan Suara Partai Putra Presiden Indonesia di Tengah Penghitungan Suara Timbulkan Kecurigaan adanya Kecurangan”.
“Sebuah partai kecil yang dipimpin putra presiden Indonesia yang akan segera habis masa jabatannya mengalami peningkatan perolehan suara yang luar biasa selama akhir pekan selama penghitungan suara resmi pada pemilu bulan lalu, sehingga meningkatkan tuntutan untuk dilakukannya penyelidikan oleh parlemen atas dugaan kecurangan pemilu,” tulis media itu.
Dikatakan bahwa para pakar survei mencurigai perolehan suara PSI mungkin telah “dinaikkan” sehingga bisa masuk parlemen. Kecurigaan itu bukan tanpa alasan. Sebab, perolehan suara partai tersebut tiba-tiba melonjak menjadi sekitar 3,13 persen pada akhir pekan lalu, dari yang tadinya hanya berada di kisaran 2,6–2,8 persen pada Jumat (1/3/2024) dan hari-hari sebelumnya.