MOSKOW DC, iNews.id – Rusia belum lama ini menawarkan gencatan senjata kepada Ukraina selama 36 jam mulai Sabtu (7/1/2023). Alasan Moskow, pada hari itu kaum Kristen Ortodoks Rusia tengah merayakan Natal mereka.
Akan tetapi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak tawaran Rusia itu. Menurut Zelensky, tawaran itu hanya tipuan untuk menghambat kemajuan yang dicapai tentara Ukraina dalam perang, terutama di Donbas.
Selama ini, Rusia memang berbeda dengan negara-negara Barat dalam hal perayaan Natal. Di negeri beruang merah, hari besar keagamaan itu diperingati setiap 7 Januari, bukan 25 Desember seperti yang dilakukan oleh kaum Nasrani pada umumnya. Mengapa perbedaan ini bisa terjadi?
Dilansir dari berbagai sumber, dalam tradisi Kristen, Natal sendiri adalah hari besar untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus—yang diyakini oleh penganut Nasrani sebagai Tuhan.
Mengenai kelahiran Yesus sendiri, tidak ada tanggal yang pasti. Tidak ada satu pun teks sekuler yang menetapkan tannggal tersebut. Dengan kurangnya bukti sejarah, tanggal yang diperingati sebagai Natal pada saat ini muncul dari perkiraan analisis peristiwa sejarah yang disebutkan dalam Injil Lukas dan Matius serta Pelayanan Yesus.
Perayaan Natal pada 7 Januari didasarkan pada kalender Julian. Kalender Julian ini sudah ada sebelum kalender Gregorian—yang menetapkan jatuhnya Natal setiap tanggal 25 Desember.