TEL AVIV, iNews.id - Batalion Netzah Yehuda Israel bagian dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masuk dalam bidikan sanksi Amerika Serikat (AS). Unit militer yang awalnya beroperasi di Tepi Barat itu dituduh melakukan pelanggaran HAM berat terkait serangan terhadap warga Palestina.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan akan melawan sanksi tersebut jika dijatuhkan. Sementara anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, telah melobi Menlu AS Antony Blinken agar membatalkan rencana sanksi tersebut.
Jika terwujud, Batalion Netzah Yehuda Israel menjadi unit militer IDF pertama yang dijatuhi sanksi AS.
Lantas apa itu Batalion Netzah Yehuda Israel?
Batalion ini dibentuk pada 1999 untuk mengakomodasi kelompok ultra-ortodoks Yahudi serta kelompok agama nasionalis lain yang ingin bergabung ke militer. Pemerintah Zionis membentuk batalion ini sebagai pintu masuk bagi kelompok-kelompok tertentu yang ingin berdinas di militer. Oleh karena itu, pemerintah memberikan mereka izin untuk menjalankan praktik agama masing-masing, seperti ibadah dan belajar. Interaksi antara tentara laki-laki dan perempuan dibatasi.
Batalion ini masuk dalam radar AS yang menyerukan penyelidikan kriminal terkait kematian seorang pria keturunan Palestina-Amerika, Omar Assad (78). Dia meninggal dalam penahanan batalion ini di sebuah bangunan pada 2022.