Hasil autopsi layanan medis Palestina menyimpulkan, Assad meninggal karena serangan jantung akibat stres disebabkan oleh penganiayaan.
Kasus Assad menarik perhatian AS karena status kewarganegaraan ganda serta usianya yang sudah lanjut. Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyerukan penyelidikan atas kematiannya.
Militer Israel berdalih, tentaranya menyumbat mulut Assad dengan kain dan memborgol tangannya menggunakan zip tie karena menolak bekerja sama.
Akibat kejadian itu, komandan Batalion Netzah Yehuda mendapat teguran, sementara dua perwira dipecat dari militer dalam sidang provost. Meski demikian mereka terbebas dari tuntutan pidana.
Batalion Netzah Yehuda sebelumnya beroperasi di Tepi Barat namun dipindahkan keluar wilayah tersebut sejak akhir 2022 setelah mendapat kecaman dari AS. Unit tersebut baru-baru ini dtugaskan di Gaza.
Menlu Blinken mengatakan telah membuat keputusan terkait tuduhan bahwa Israel telah melanggar serangkaian undang-undang (UU) AS. Dia menjelaskan UU bernama Leahy tersebut melarang pemberian bantuan militer kepada individu atau unit pasukan keamanan yang melakukan pelanggaran HAM berat.