JAKARTA, iNews.id - Istilah koridor kemanusiaan menjadi populer di telinga terkait perang Rusia dan Ukraina. Hari ke-15 serangan Rusia ke Ukraina, Kamis (10/3/2022), ribuan orang diyakini tewas dan lebih banyak lagi yang luka, mengungsi, serta terjebak di medan pertempuran.
Kondisi ini memicu keprihatinan dunia internasional dan tentu saja pemerintah dan rakyat Ukraina yang negaranya porak-poranda akibat bombardir pasukan Rusia. Istilah koridor kemanusiaan pertama muncul pekan lalu akibat parahnya kondisi beberapa kota di Ukraina yang menjadi sasaran serangan. Banyak warga terjebak di kota-kota tersebut, tanpa makan dan minum memadai, kedinginan, serta ada yang terluka.
Rusia lalu menawarkan gencatan senjata bersyarat untuk dibukanya koridor kemanusiaan sehingga warga sipil bisa dievakuasi serta mereka yang bertahan dan terluka bisa mendapat bantuan makanan dan obat-obatan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hari ini membuka enam koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, yakni di Kiev, Sumy, Enerhodar, Mariupol, Izyum, dan Volnovakha.
Sehari sebelumnya Rusia juga mengumumkan gencatan senjata untuk dibukanya koridor kemanusiaan. Langkah ini memungkinkan warga sipil untuk dievakuasi keluar dari zona perang. Rusia mengusulkan pembentukan koridor kemanusiaan di lima Kota, yakni Kiev, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, dan Mariupol.
Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina terkait koridor kemanusiaan sempat alot. Namun akhirnya kedua negara sepakat perlunya koridor kemanusiaan.
Lantas apa itu koridor kemanusiaan? Koridor kemanusiaan adalah jeda perang untuk mencegah bencana kemanusiaan. Dengan waktu singkat, warga sipil dapat dievakuasi dan disuplai kebutuhannya.
PBB memandang koridor kemanusiaan ini merupakan salah satu kemungkinan untuk menghentikan sementara konflik bersenjata.