JAKARTA, iNews.id - Yakjuj dan Makjuj dikenal sebagai kaum perusak yang dikurung sampai akhir zaman. Cerita mengenai Yakjuj dan Makjud diabadikan dalam Al Qur'an dan menjadi salah satu tanda besar hari kiamat.
Yakjuj dan Makjuj diceritakan dalam dua surat di Al Qur'an yakni Al Kahfi ayat 83 hingga 99 dan Surah Al Anbiya ayat 96. Mereka disebut sebagai kaum perusak di bumi.
Sementara itu berbagai literatur menyebutkan Yakjuj dan Makjuj merupakan keturunan dari Yafits, putra Nabi Nuh AS. Sebagian ahli tafsir menilai kaum ini merupakan simbol dari sifat-sifat buruk manusia.
Kemunculan kaum Yakjuj dan Makjuj dimaksudkan untuk menciptakan kekacauan, sesuai dengan takdir yang ditentukan oleh Allah SWT dalam perjalanan di akhir zaman.
Dikisahkan, menjelang wafatnya, Nabi Nuh AS memanggil seluruh anaknya. Namun, dua orang anak Nabi Nuh AS bernama Ham dan Yafits tidak memenuhi panggilan tersebut karena sibuk dengan aktivitas masing-masing. Yafits lebih memilih bersama istrinya ketimbang memenuhi panggilan ayahnya. Hal ini membuat Allah SWT menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits dan istrinya memiliki keturunan bernama Sannaf yang kemudian disebut sebagai cikal-bakal kaum Yakjuj dan Makjuj.
Dalam Surah Al Kahfi ayat 93-98 dikisahkan Raja Zulkarnain, dikenal sebagai raja yang shaleh melakukan perjalanan dari Barat ke Timur. Dalam perjalanan itu sampailah dia ke suatu tempat terletak antara dua gunung. Di sana dia bertemu kelompok masyarakat yang memintanya untuk membangunkan tembok agar mereka dapat terlindungi dari kejahatan dan kebengisan Yakjuj dan Makjuj.
Raja Zulkarnain mengabulkan permintaan mereka dengan membangun tembok tinggi dari besi dan tembaga. kisah ini diabadikan dalam Surat Al Anbiya ayat 96-97 yang menyebutkan Yakjuj dan Makjuj akan turun dengan cepat bagai air bah dari seluruh tempat tinggi apabila tembok penghalang tersebut dibuka. Mereka akan tetap terkurung sampai waktu yang ditentukan di akhir zaman.