Pernyataan itu direspons gelak tawa. Namun bukan karena peserta rapat komite parlemen mendukung Aso, melainkan sebaliknya. Mereka menertawakan ketidakmampuan Jepang untuk memberlalukan lockdown total karena tersandung aturan kebebasan sipil sebagaimana tercantum dalam konstitusi yang dibuat pascaperang.
Para pejabat Jepang hanya bisa meminta warga tinggal di rumah dan menutup usaha mereka sementara, tanpa bisa memaksa, apalagi menerapkan sanksi. Meski demikian, tingkat kesadaran warga Jepang sangat tinggi sehingga mau menaati imbauan tersebut.
Jepang merupakan negara anggota G7 yang paling rendah kasus infeksi virus corona, yakni hanya sekitar 7 kematian per 1 juta penduduk.
Sementara itu pernyataan Aso beredar di media sosial dan memicu amarah netizen.
"Itulah seharusnya tidak Anda katakan saat ini," kata Kenichiro Mogi, seorang dokter ahli saraf, di Twitter.
Kentaro Iwata, dokter ahli penyakit menular Jepang yang menjadi pernah menjadi sorotan internasional karena mengkritik pemerintah terkait penanganan wabah corona di kapal pesiar Diamond Princess, dengan jengkel mengatakan, "Tentu saja mereka akan terdiam."