Dia menggambarkan usulan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedubes Australia sebagai hal yang masuk akal sehingga akan dipertimbangkan oleh pemerintah.
Sebelum menyampaikan rencana ini, Morrison sudah berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hal itu diungkap Netanyahu dalam cuitannya.
"Dia memberi tahu saya, mempertimbangkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kantor kedubes Australia ke Yerusalem. Saya sangat berterima kasih dengannya untuk hal ini," kata Netanyahu.
Pengumuman mengejutkan ini disampaikan beberapa hari sebelum pemilihan parlemen di Distrik Sydney, daerah dengan jumlah pemilih Yahudi cukup signifikan. Kandidat dari partai Liberal pimpinan Morrison, yang juga mantan duta besar untuk Israel, tertinggal dalam jajak pendapat.
Keputusan Morrison ini bisa saja menggaet suara dari kalangan Yahudi di Sydney. Jika kalah, maka kubu Morrison akan kehilangan mayoritas kursi di parlemen.
Sikap Morrison ini berbeda dengan PM Australia sebelumnya, Malcolm Turnbull. Pemerintah Turnbull secara tegas menentang keputusan Presiden AS Donald Trump yang memindahkan kedubes dari Tel Aviv ke Yerusalem. Turnbull menyebut keputusan itu tidak membantu proses perdamaian di Timur Tengah.