Menteri Radikal Israel Desak Netanyahu Tangkap dan Bunuh 200 Anggota Hamas

Anton Suhartono
Itamar Ben Gvir mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menangkap dan membunuh 200 anggota Hamas (Foto: AP)

TEL AVIV, iNews.id - Dua menteri sayap kanan radikal Israel menekan keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar tidak memberikan izin masuk bagi sekitar 200 anggota Hamas yang berada di luar Jalur Gaza

Mereka bahkan mendesak Netanyahu untuk menangkap atau membunuh para anggota Hamas tersebut, bukan membiarkan mereka kembali ke Gaza.

Desakan itu datang dari Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir, dua tokoh ekstrem dalam kabinet Netanyahu yang dikenal memiliki pandangan keras terhadap warga Palestina. Keduanya mengecam keras laporan media Israel yang menyebutkan pemerintah sedang mempertimbangkan memberi izin perjalanan aman bagi para pejuang Hamas dari Mesir menuju Gaza melalui perbatasan Rafah.

Desakan dari Menteri Ekstrem Kanan

Smotrich, yang menjabat sebagai Menteri Keuangan Israel, menulis di media sosial X, “Bapak Perdana Menteri, ini benar-benar gila. Hentikan ini!”.

Dia menilai rencana untuk membiarkan anggota Hamas masuk kembali ke Gaza sama saja dengan mengkhianati nyawa tentara dan warga Israel yang terbunuh dalam konflik.

Sementara itu, Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Nasional yang juga dikenal dengan retorika ultra-nasionalisnya, mengambil langkah lebih jauh. 

Dia menghubungi langsung Netanyahu dan mendesak agar 200 anggota Hamas yang berada di luar wilayah Jalur Gaza segera ditangkap atau dibunuh.

“Ini adalah kesempatan untuk menghancurkan atau menangkap mereka, bukan membebaskan mereka dengan syarat yang tidak masuk akal,” ujar Ben Gvir.

Kedua menteri itu menilai, setiap kompromi dengan Hamas akan melemahkan posisi Israel dan menjadi bumerang bagi upaya militer yang tengah dijalankan di Gaza.

Menanggapi tekanan tersebut, Kantor Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan Netanyahu tidak akan mengizinkan para anggota Hamas kembali ke Jalur Gaza.

“Perdana Menteri melanjutkan sikap tegasnya untuk melucuti senjata Hamas dan mendemiliterisasi Jalur Gaza sambil menggagalkan ancaman teroris terhadap pasukan kita,” demikian pernyataan resmi yang dikutip dari Al Jazeera, Rabu (5/11/2025).

Pernyataan itu sekaligus membantah laporan media sebelumnya yang menyebutkan adanya kemungkinan “perjalanan aman” bagi para anggota Hamas yang setuju menyerahkan senjata serta jenazah sandera Israel.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
1 jam lalu

Israel Kecam Keputusan Turki Tangkap Netanyahu, Sebut Erdogan Tiran

Internasional
2 jam lalu

Turki Keluarkan Surat Perintah Penangkapan untuk Netanyahu, Ini Komentar Hamas 

Internasional
3 jam lalu

Kazakhstan Ikuti Jejak UEA dan Maroko, Gabung Klub Negara Muslim Pro-Israel

Internasional
4 jam lalu

Ini Alasan Turki Keluarkan Surat Perintah Penangkapan terhadap Netanyahu

Internasional
5 jam lalu

Trump Umumkan Kazakhstan Akan Berdamai dengan Israel di Bawah Perjanjian Abraham

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal