ANKARA, iNews.id – Turki tidak tertarik untuk melawan Rusia, jika sewaktu-waktu Moskow menyerang Ukraina. Hal itu diungkapkan pejabat senior Turki, meski negaranya adalah anggota NATO.
Kerja sama pertahanan antara antara Turki dan Ukraina juga meningkat, yang diperkuat dengan penjualan drone (pesawat tak berawak) bersenjata oleh Ankara ke Kiev.
Bloomberg melansir, pejabat senior yang berbicara secara anonim itu menuturkan, dalam mengambil kebijakan luar negeri terhadap Kiev, Turki tidak berkoordinasi dengan Amerika Serikat. Menurut dia, Ankara bertindak secara independen untuk melindungi kepentingannya sendiri di Ukraina.
Sang pejabat menuturkan, keengganan Turki untuk terlibat secara militer dalam konfrontasi melawan Rusia itu sejalan dengan manuver kebijakan luar negeri Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Hal yang sama juga dilakukan Erdogan dalam urusan luar negeri lainnya. Sang presiden ingin mempertahankan kepentingan Turki, mulai dari masalah Libya, Suriah, hingga Kaukasus. Dalam konflik di tiga kawasan itu, Moskow berada di sisi yang berlawanan dengan Ankara.
Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di wilayah perbatasannya dengan Ukraina. Selain tentara, Moskow juga menempatkan tank, artileri, dan alat berat lainnya di kawasan itu. Pergerakan militer Rusia itu memicu kekhawatiran Kiev dan Barat bahwa Presiden Vladimir Putin akan memerintahkan invasi terhadap Ukraina.