Pada 30 November, militer Kongo dan Uganda melancarkan serangan udara dan tembakan artileri terhadap pemberontak ADF di Republik Demokratik Kongo bagian timur.
Kedua pasukan dua negara saat ini terlibat dalam pekerjaan pembangunan dan rehabilitasi jalan. Tujuannya untuk memfasilitasi dan mengamankan pergerakan militer dan pemindahan penduduk sipil, khususnya di Mbau-Kamango dan Nobili-Kamango-Semuliki-Beni.
ADF dituduh membunuh warga sipil selama lebih dari satu dekade di desa-desa di timur Republik Demokratik Kongo. Mereka juga disalahkan atas serangan bom di negara tetangga Uganda.
Gereja Katolik Kongo mengatakan, ADF bertanggung jawab atas 6.000 kematian warga sipil di negara tersebut sejak 2013.