Pejabat China maupun Xinjiang mengatakan tidak ada tempat ibadah keagamaan yang dihancurkan atau dibatasi secara paksa.
"Sebaliknya, kami mengambil berbagai tindakan untuk melindungi mereka," kata Elijan Anayat, juru bicara pemerintah Xinjiang, mengenai kondisi masjid.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan beberapa masjid memang dihancurkan, sementara yang lainnya dikembangkan dan diperluas sebagai bagian dari revitalisasi perdesaan. Dia mengklaim umat Islam tetap bisa menjalankan ibadah secara terbuka, di rumah maupun masjid.
Soal pembatasan kepada jurnalis yang meliput di Xinjiang, Hua mengatakan para awak media harus berusaha lebih keras untuk bisa memenangkan kepercayaan dari rakyat China.
Para jurnalis termasuk Reuters mengunjungi lebih dari 20 masjid di tujuh kota Xinjiang dalam perjalanan selama 12 hari pada Ramadan.
Hasilnya, ada pemandangan kontras antara pernyataan pemerintah pusat yang mengaku melindungi masjid dan kebebasan beragama dan kenyataan di lapangan. Banyak bangunan masjid dihancurkan sebagian atau seluruhnya.