Perpecahan Internal dan Desakan Perubahan
Selama perang, muncul isu soal ketidakhadiran Khamenei yang memunculkan spekulasi perpecahan internal dalam lingkaran elite Iran. Beberapa mantan pejabat bahkan dilaporkan mendesak para ulama senior agar mengambil langkah untuk transisi kekuasaan demi menghindari tekanan lebih besar dari dunia internasional.
Ali Ansari, Direktur Institut Studi Iran di Universitas St Andrews, mengungkapkan adanya ketegangan di pucuk kekuasaan.
"Jelas sekali ada perbedaan pendapat besar dalam kepemimpinan, dan ada juga ketidakpuasan yang besar di antara masyarakat biasa," katanya.
Namun, tidak semua pihak sepakat bahwa rezim Iran berada di ambang kejatuhan.
Dukungan Publik dan Persepsi Kemenangan
Fakta di lapangan menunjukkan adanya gelombang besar dukungan terhadap para pemimpin Iran setelah diumumkannya gencatan senjata. Ribuan warga turun ke jalan di berbagai kota Iran merayakan serangan balasan terhadap Israel, yang mereka anggap sebagai bentuk ketegasan dan kemenangan simbolis.
Iran dianggap berhasil memberikan perlawanan yang mengejutkan terhadap Israel yang secara militer dibantu Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Rudal-rudal Iran menghantam wilayah Israel hingga menyebabkan kerugian besar. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sendiri mengungkapkan lebih dari 15.500 warga Israel kehilangan tempat tinggal dan lebih dari 30.000 mengajukan klaim kerusakan harta benda.