TEHERAN, iNews.id – Perang besar antara Iran dan Israel yang berlangsung 12 hari meninggalkan jejak kehancuran di kedua belah pihak. Namun, di balik kerusakan infrastruktur dan jatuhnya korban jiwa, muncul pertanyaan besar: apakah ini awal dari akhir bagi rezim Iran?
Selama konflik yang dimulai sejak 13 Juni, keberadaan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menjadi teka-teki. Pengamat Barat meyakini pria berusia 86 tahun itu menghilang dari ruang publik karena bersembunyi di bunker bawah tanah, guna menghindari pembunuhan oleh agen-agen intelijen Israel.
Mossad diyakini telah menyusup ke dalam struktur militer Iran, membuat para pemimpin menjadi target nyata.
Meski demikian Khamenei muncul ke publik pada Kamis (26/6/2025), meski hanya dalam bentuk video untuk memberikan pidato nasional.
Israel melakukan serangan presisi yang menyebabkan tewasnya sejumlah pemimpin tinggi militer Iran, termasuk tokoh Garda Revolusi Islam (IRGC) dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata. Kekuatan udara Israel bahkan sempat menguasai wilayah udara Iran pada fase-fase awal serangan.
Menurut Lina Khatib, peneliti tamu di Universitas Harvard, situasi ini bisa menjadi titik balik bagi kelangsungan Republik Islam Iran.
"Sulit untuk memperkirakan berapa lama lagi rezim Iran bisa bertahan di bawah tekanan begitu signifikan, tapi ini tampak seperti awal dari akhir," ujarnya, seperti dikutip dari BBC.
Khatib menambahkan, Ayatollah Ali Khamenei kemungkinan akan menjadi Pemimpin Tertinggi terakhir dalam arti penuh dari Republik Islam Iran.