WASHINGTON, iNews.id - MuslimPro angkat bicara merespons laporan yang menyebut aplikasi waktu salat dan Al-Quran itu telah menjual data pribadi sekitar 100 juta pengguna Muslim ke militer Amerika Serikat.
Laporan MuslimPro menjual data pribadi penggunanya mencuat setelah penyelidikan majalan online Motherboard menemukan aplikasi tersebut merupakan satu dari ratusan aplikasi yang diduga menghasilkan uang dengan menjual data lokasi pengguna ke pihak ketiga (perantara) yang kemudian dibeli oleh militer AS.
MuslimPro diketahui sempat bermitra dengan X-Mode, salah satu perusahaan yang terlibat dalam penjualan data dan lokasi. Namun, MuslimPro kemudian mengumumkan telah memutus kesepakatan kerja sama.
Sebagai informasi, X-Mode melacak 25 juta perangkat di AS setiap bulan serta 40 juta di tempat lain termasuk Uni Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia Pasifik.
"Kami telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dengan semua mitra data, termasuk X-Mode, berlaku segera," pernyataan resmi MuslimPro dikutip dari Aljazeera, Jumat (20/11/20200.
Menggunakan software analisis jaringan, Motherboard mengungkap data titik akhir aplikasi X-Mode, termasuk aplikasi kencan Muslim Mingle yang telah diundah lebih dari 100.000 kali.
Penjelasan MuslimPro