MOSKOW, iNews.id - Negara-negara Barat tak akan mendapat data sensitif tentang Rusia dengan menangkap pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov. Kepolisian Prancis menangkap pria kelahiran Rusia itu pada akhir pekan lalu atas berbagai tuduhan.
Bos badan intelijen luar negeri Rusia SVR Sergei Naryshkin menegaskan dirinya sama sekali tak khawatir dengan penangkapan Durov.
"Saya sangat berharap dia (Durov) tidak akan memberikannya (data rahasia Rusia)," kata Naryshkin, kepada kantor berita TASS, dikutip Rabu (28/7/2024).
Durov ditangkap di bandara Paris setelah tiba dengan pesawat jet pribadi dari Azerbaijan pada Sabtu.
Jaksa penuntut Prancis mendakwa pria yang juga memiliki kewarganegaraan Prancis, Rusia, Uni Emirat Arab (UEA), dan St Kitts dan Nevis, dengan tuduhan pornografi anak, penjualan narkoba, penipuan, dan aktivitas kriminal lain di platformnya.