Durov juga sedang diselidiki atas tuduhan menolak bekerja sama dengan penegak hukum yang menyelidiki kejahatan dunia maya dan keuangan.
Telegram menolak tuduhan tersebut dengan menjelaskan tidak masuk akal suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan yang mungkin dilakukan pengguna.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan penangkapan Duroiv jelas atas perintah dari seseorang. Dia menyebut orang-orang di balik keputusan itu berharap mendapatkan kode enkripsi Telegram.
"Tindakan Prancis telah membuktikan bahwa Telegram memang jaringan yang tangguh dan populer," ujarnya.
Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron membantah penangkapan Durov bermotif politik. Negaranya tetap berkomitmen pada prinsip kebebasan berbicara.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengomentari pernyataan Macron dengan mengatakan penyelidikan Durov bisa berubah menjadi politis.
"(Setiap tuduhan terhadap Durov) Memerlukan dasar bukti yang serius. Jika tidak, ini akan menjadi upaya langsung untuk membatasi kebebasan berkomunikasi dan, bisa dibilang, untuk secara langsung mengintimidasi pimpinan sebuah perusahaan besar,” katanya.