Hamas jelas menentang kehadiran pasukan Israel di perbatasan Rafah karena titik itu merupakan pintu masuk utama bantuan kemanusiaan dari luar menuju Gaza. Jika Israel memegang kendali perbatasan, hampir bisa dipastikan bantuan kemanusiaan tak akan mengalir lancar ke Gaza. Maka kondisi itu tak jauh berbeda dengan sebelum gencatan senjata.
Sementara Israel berdalih akan mempertahankan kendali keamanan atas Gaza untuk mencegah ancaman di masa mendatang, termasuk terowongan dan infrastruktur militer yang digunakan para pejuang Gaza.
Katz juga bersumpah akan mengalahkan Hamas dan tidak akan membiarkan kelompok ini memerintah Gaza, baik secara politik maupun militer.
Keinginan Katz itu berkali-kali ditentang Hamas, faksi-faksi Palestina lainnya, bahkan pengamat Barat. Tak mungkin mengesampingkan Hamas dari politik Palestina karena faksi ini memiliki pengaruh sangat besar.
Hamas menuduh Israel sengaja memberikan syarat-syarat baru terkait gencatan senjata, pertukaran sandera, serta pemulangan warga Palestina yang mengungsi. Syarat baru itu merusak kesepakatan gencatan senjata yang hampir mencapai ujungnya.