REYKJAVIK, iNews.id – Gerombolan seismik melanda Semenanjung Reykjanes di barat daya Islandia, menyebabkan lebih dari 5.500 gempa kecil dalam tiga hari terakhir. Gejala alam itu meningkatkan kemungkinan terjadinya letusan gunung berapi di kawasan itu, menurut Kantor Meteorologi Islandia (IMO), Jumat (27/10/2023).
Terletak di antara lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara, salah satu lempeng terbesar di planet ini, Islandia menjadi titik panas seismik dan vulkanik karena kedua lempeng tersebut bergerak ke arah yang berlawanan. Meskipun gempa bumi sudah menjadi peristiwa sehari-hari di Islandia, gempa yang terjadi kali ini lebih besar dari biasanya.
“Gempa bumi ini merupakan tanda peringatan, bagian dari cerita jangka panjang yang kita ketahui bahwa kita sedang memasuki fase persiapan menuju letusan (gunung berapi) berikutnya,” kata Kepala Divisi Layanan dan Penelitian IMO, Matthew Roberts, kepada Reuters.
Dia menjelaskan, gempa-gempa tersebut berasal dari kedalaman hingga 5 km dan disebabkan oleh akumulasi magma jangka panjang yang telah membentuk tekanan dan kini perlahan-lahan melayang menuju permukaan bumi.
Awal tahun ini, sebuah gunung berapi meletus di bagian tak berpenghuni di Semenanjung Reykjanes menyusul aktivitas gempa bumi hebat—yang menjadi peristiwa ketiga di wilayah barat daya Ibu Kota Reykjavik sejak 2021.
Menurut IMO, letusan keempat kini mungkin saja terjadi, meski sulit memperkirakan waktu terjadinya letusan gunung berapi.
“Dari sudut pandang saya sebagai ilmuwan dan seseorang yang telah mengikuti aktivitas ini dengan cermat, saya berpendapat bahwa letusan mungkin terjadi dalam 12 bulan ke depan,” kata Roberts.