"Tujuan dari operasi militer selama 11 bulan adalah untuk mengusir warga sipil dan membuat wilayah mereka tidak dapat dihuni dengan harapan akan lebih mudah bagi angkatan bersenjata Rusia dan Suriah untuk merebut kembali wilayah itu," lanjutnya.
Rusia dan pemerintah Suriah membantah tuduhan pengeboman sembarangan terhadap warga sipil di daerah di mana tiga juta orang telah mengungsi selama konflik hampir 10 tahun itu. Kedua sekutu itu mengatakan mereka hanya menargetkan militan radikal yang memegang kekuasaan di wilayah tersebut.
HRW mengatakan belum menerima tanggapan atas ringkasan temuan dan pertanyaan kepada pemerintah Suriah dan Rusia.
Operasi militer tersebut berakhir setelah gencatan senjata Maret lalu antara Turki dan Rusia, yang mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik tersebut.
Laporan HRW menyebutkan 10 pejabat senior Rusia dan Suriah termasuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin serta komandan militer mereka harus dimintai pertanggungjawaban.
"Hanya dengan menindaklanjuti dan memastikan bahwa orang-orang yang telah terlibat kejahatan perang ini, tidak lolos dari hukuman, akan ada konsekuensi jika menjalankan strategi kejahatan perang ini," tuturnya.