Pakar Sebut Eropa Menderita Krisis Kepemimpinan, Semua Makin Terungkap lewat Konflik Ukraina

Ahmad Islamy Jamil
Benua Eropa (ilustrasi). (Foto: Pixabay)

“Memang, beberapa pemimpin Barat bukan sekadar boneka di tangan elite kapitalis yang berkuasa, mereka adalah perwakilan langsung dari elite tersebut, seperti dalam kasus Emmanuel Macron dan Mario Draghi,” ujarnya.

Menurut dia, para pemimpin nasional di Eropa juga telah terbiasa untuk mengalihkan tugas mereka ke Uni Eropa. Hal itu melepaskan tanggung jawab mereka dari membuat keputusan ekonomi dan politik yang penting, dengan pengambilan keputusan yang sebenarnya diturunkan ke birokrat di Brussels dan Frankfurt. 

Hal ini mengakibatkan kelas politik Eropa tak mampu lagi melihat kenyataan di negara mereka.

Menurut Fazi, krisis kepemimpinan di Eropa itu menjadi semakin jelas terlihat dengan pecahnya konflik di Ukraina. Para pemimpin Eropa membuat serangkaian keputusan ekonomi bunuh diri—yang kerap mereka gembar-gemborkan sebagai sanksi terahadap Moskow. Keputusan itu nyatanya hanya menjerumuskan jutaan orang ke dalam kemiskinan dan kehancuran untuk industri Eropa.

Sejarawan Eropa asal Serbia, Srdja Trifkovic, menarik kesamaan situasi geopolitik saat ini dengan Krisis Rudal Kuba 1962. Namun, situasi sedikit berubah semasa Perang Dingin, ketika Prancis dipimpin para presiden seperti Charles de Gaulle, Georges Pompidou, Giscard d'Estaing, dan Francois Mitterrand. Begitu pula tatkala Jerman dipimpin Kanselir Jerman Willy Brandt dan Helmut Schmidt.

“Hari ini tidak ada (politisi) yang sekaliber mereka. Kita (Eropa) malah memiliki karakter kartun seperti Annalena Baerbock yang setengah buta huruf di pucuk pimpinan Kementerian Luar Negeri Jerman, dan; Liz Truss yang memiliki tantangan geografi di Kementerian Luar Negeri Inggris. Sungguh tragis,” kata Trifkovic yang juga editor internasional di majalah Chronicles itu.

Namun, kedua ahli di atas memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana krisis politik di Eropa saat ini akan terjadi. Fazi memprediksi gelombang populis-demokratis di Barat, dengan mengatakan bahwa para pemimpin Eropa harus waspada terhadapnya atau keadaan bisa berubah menjadi lebih buruk. Trifkovic, pada bagiannya, melukiskan gambaran yang lebih suram tentang Eropa yang menurun dengan cepat, menolak gagasan pemberontakan rakyat sebagai hal yang tidak mungkin.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
8 jam lalu

Rusia Gagalkan Upaya Pencurian Jet Tempur MiG-31 Dilengkapi Rudal Kinzhal oleh Ukraina

Internasional
9 jam lalu

Moskow: Negara Barat Mulai Sadar Tak Bisa Kalahkan Rusia di Ukraina

Internasional
8 hari lalu

Rumania Borong 18 Jet Tempur F-16 Belanda Cuma Seharga Rp19.200, Ternyata Bukan untuk Perang

Internasional
8 hari lalu

Wow, Rumania Beli 18 Unit Jet Tempur F-16 dari Belanda Cuma Seharga Rp19.000

Internasional
10 hari lalu

Deklarasi Akhir KTT APEC 2025 Tak Masukkan Isu Ukraina, Ini Hasilnya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal