RAMALLAH, iNews.id - Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sengaja mengacaukan situasi di Yerusalem Timur demi karire politiknya. Netanyahu dikatakan mencoba untuk menggagalkan pembentukan 'pemerintah perubahan' di Israel.
"Dia mengacaukan situasi di Yerusalem dan meningkatkan agresi terhadap tempat-tempat suci dan warganya," kata kementerian seperti dilansir dari Anadolu.
Sebelumnya, pada hari Minggu, polisi Israel menahan aktivis Palestina, Muna al-Kurd dalam penggerebekan di rumahnya, lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Kakaknya juga menyerahkan diri ke polisi, beberapa jam setelah penggerebekan.
Penggerebekan ini terjadi ketika kelompok sayap kanan Israel merencanakan pawai bendera pada hari Kamis melalui Gerbang Damaskus Kota Tua di Yerusalem Timur. Aksi tersebut diperkirakan akan memicu ketegangan dengan Palestina.
Kementerian juga mengatakan, Netanyahu berusaha untuk menciptakan ketegangan di Yerusalem Timur dan memicu reaksi keras dari Palestina. Kementerian memperingatkan agar Netanyahu tidak menggagalkan upaya internasional dan regional yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata dan menghentikan agresi berkelanjutan terhadap Palestina.
Pada hari Rabu, pemimpin oposisi Israel yang ditugaskan untuk membentuk pemerintahan baru, Yair Lapid, berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Langkah dipercaya dapat mengakhiri jabatan perdana menteri Netanyahu.
Pada bulan April lalu, pengadilan Israel memutuskan untuk mengusir delapan keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah demi kelompok pemukiman. Kejadian itu memicu ketegangan di seluruh wilayah Palestina, termasuk pemboman 11 hari Israel di Jalur Gaza yang menewaskan 289 warga Palestina dan melukai ribuan orang. Sementara 13 warga Israel juga tewas oleh tembakan roket Palestina dari Gaza.