Dalam cuitan di akun Twitter, dia juga mengatakan bahwa AS bukan lagi perantara damai yang jujur.
Pertemuan luar biasa OKI diikuti 57 perwakilan negara berpenduduk Muslim terbesar. Presiden RI Joko Widodo turut hadir bersama Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Indonesia sebelumnya mengecam pengakuan sepihak AS bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel. Hal itu bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Proses perdamaian antara Palestina-Israel masih berlangsung dan status Yerusalem harus diputus melalui perjanjian melibatkan kedua pihak.
Lebih lanjut Jokowi menegaskan bahwa posisi Indonesia tetap konsisten mendukung berdirinya negara Palestina. Hal ini sejalan dengan amanat UUD 1945.
"Saya dan rakyat Indonesia, kita semuanya, tetap konsisten, untuk terus bersama rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya sesuai dengan amanah Pembukaan UUD 1945," katanya.