Sementara itu, Badan Perdagangan Senjata Rusia, Rosoboronexport juga hadir di pameran tersebut. Dengan stan besar, mereka memajang drone Rusia, kendaraan lapis baja, helikopter, pesawat dan senjata kecil.
"Kami siap untuk membahas kerja sama di bidang kemitraan industri dan pembangunan fasilitas infrastruktur," kata Direktur Jenderal Alexander Mikheev dalam sebuah pernyataan.
Rusia sejauh ini merupakan pemasok senjata utama ke Vietnam, mencakup 80 persen dari kebutuhannya. Namun jumlah itu menurun baru-baru ini. Perang Ukraina dapat membatasi ekspor pertahanan Rusia dan sanksi barat menghalangi pembeli potensial.
Vietnam sendiri mengisyaratkan minatnya untuk mendiversifikasi pengadaan militer. Negara itu juga kemungkinan akan memulai ekspor senjatanya sendiri.
"Hanoi ingin mendiversifikasi persenjataan untuk melindungi bangsa dan rakyat di tengah meningkatnya tantangan konvensional dan nonkonvensional," kata Perdana Menteri, Pham Minh Chinh saat pembukaan acara.
Vietnam memiliki opsi untuk membeli senjata AS dalam beberapa tahun terakhir. Itu terjadi setelah Washington mulai mencabut secara bertahap embargo senjatanya ke Vietnam antara tahun 2014 dan 2016 terkait Perang Vietnam.