JEDDAH, iNews.id – Pada 25 Maret 1975, Raja Arab Saudi, Faisal bin Abdulaziz al-Saud, mangkat setelah dibunuh keponakannya bernama Faisal bin Musaid. Selasa (28/4/2020) kemarin, media daring dari negeri padang pasir itu, Saudi Gazette, mengulas kembali ihwal kematian sang raja. Kali ini ceritanya disampaikan langsung oleh putra Raja Faisal, Pangeran Turki al-Faisal.
Pangeran Turki yang juga mantan kepala Badan Intelijen Umum Arab Saudi itu mengatakan, tidak ada agen asing yang terlibat dalam pembunuhan ayahnya. Dia meyakini peristiwa kelam itu adalah murni tindakan individu sepupunya, Faisal bin Musaid.
Pangeran Turki mengungkapkan hal itu saat tampil dalam sesi wawancara dengan kanal TV Rotana Khalijiah, Senin (27/4/2020). “Raja Khalid (penerus Raja Faisal) telah menugasi saya untuk ikut serta dalam penyelidikan pembunuhan Raja Faisal dan kami mengadakan kontak dengan semua sumber yang tersedia pada saat itu secara internal dan eksternal,” tuturnya.
Pangeran Turki ingat, Pangeran Naif adalah menteri dalam negeri Arab Saudi pada waktu itu. “Umar Syams, kepala Badan Intelijen saat itu, berpartisipasi dalam penyelidikan dan mengadakan kontak dengan semua agen asing yang memiliki hubungan dengan kerajaan,” katanya.
“Penyelidikan yang berlangsung selama dua bulan menyimpulkan bahwa pembunuhan Raja Faisal adalah tindakan individu dan tidak ada pihak asing yang memiliki hubungan dengan itu,” ujarnya.