Juru bicara junta militer enggan memberikan komentar terkait kekerasan terhadap pekerja medis.
Bentrokan ini terjadi saat Myanmar merayakan liburan Tahun Baru Thingyan selama 5 hari, dimulai pada Selasa lalu. Namun aktivis pro-demokrasi memilih tetap turun ke jalan menentang kudeta. Ratusan orang juga menggelar demonstrasi hari ini di beberapa kota lain.
Kelompok hak sipil Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengungkap, 715 warga sipil tewas sejak kudeta 1 Februari.
Kantor HAMP PBB menyatakan kekhawatiran bahwa tindakan keras militer berisiko menjadi perang sipil seperti terjadi di Suriah.