Al Jazeera melaporkan, serangan terbaru ini menimbulkan trauma baru bagi penduduk yang sangat ingin mengakhiri perang. Sejak 10 Oktober lalu mereka mengharapkan perang benar-benar berakhir, namun kenyataannya tidak.
  
Khadija Al Husni, seorang perempuan pengungsi yang tinggal bersama anak-anaknya di sebuah sekolah kamp pengungsi Shati mengatakan, serangan-serangan terbaru Israel berlangsung saat werga mulai bernapas kembali, mencoba membangun kembali kehidupan.
"Ini kejahatan. Entah ada gencatan senjata atau perang, tidak mungkin keduanya. Anak-anak tidak bisa tidur. Mereka mengira perang sudah berakhir," ujarnya.